Orang Marah Itu seperti orang gila


*Orang Marah Itu Seperti Orang Gila*

بسم الله الرحمن الرحيم
كتاب الأدب 
باب الدعاء عند الغضب

حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ عَدِيِّ بْنِ ثَابِتٍ عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ صُرَدٍ قَالَ : اسْتَبَّ رَجُلَانِ عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَجَعَلَ أَحَدُهُمَا تَحْمَرُّ عَيْنَاهُ وَتَنْتَفِخُ أَوْدَاجُهُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : *إِنِّي لَأَعْرِفُ كَلِمَةً لَوْ قَالَهَا هَذَا لَذَهَبَ عَنْهُ الَّذِي يَجِدُ أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ فَقَالَ الرَّجُلُ هَلْ تَرَى بِي مِنْ جُنُونٍ* رواه أبو داود 


*Artinya:*
Dari Sulaiman bin Shurd (w. 65 H) ia berkata, "Ada dua orang saling mencela di sisi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, salah seorang dari mereka matanya tampak memerah dan urat lehernya tampak menegang. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu bersabda: *"Sungguh, aku tahu sebuah kalimat yang jika dibaca oleh seseorang maka akan hilang apa yang dirasakannya (rasa marah). Yaitu, A'UUDZU BILLAAHI MINAS SYAITHAANIR RAJIIMI (aku berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk)."* Laki-laki yang marah itu lalu berkata, "Apakah engkau melihatku seperti orang gila?" HR. Abu Daud  (w. 275 H)

*Istifadah:*
Marah adalah rasa tidak suka dan tidak senang yang ada di setiap diri manusia, bahkan dalam diri hewan. Tetapi dalam agama Islam, marah diatur dengan baik. Tidak boleh selalu marah ketika ada sesuatu yang tidak dia sukai. 

Marah yang baik adalah ketika ditujukan kepada mereka yang tidak taat seperti halnya orang kafir, orang yang senang berbuat musyrik, orang munafik, dan juga orang yang sudah melampaui batas-Nya. Dan marah di sini bukan kepada orangnya, tetapi kepada perilaku yang dia lakukan. 

Rasulullah saw. mengajarkan agar mengontrol rasa marahnya seperti membaca _ta'awwudz_ dan bersabar terhadap apapun, karena marah identik dengan emosi yang meluap-luap sehingga tampak seperti orang gila. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ngaji Ilmu Hadis

Rumus Penyusun Kitab Hadis Dalam Menentukan Nama Perawi Terakhir