*Larangan Mengumbar Dosa*

بسم الله الرحمن الرحيم
كتاب الأدب
باب ستر المؤمن على نفسه

حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ سَعْدٍ عَنْ ابْنِ أَخِي ابْنِ شِهَابٍ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ سَالِمِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ سَمِعْتُ أَبَا هُرَيْرَةَ يَقُولُ
سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ *كُلُّ أُمَّتِي مُعَافًى إِلَّا الْمُجَاهِرِينَ وَإِنَّ مِنْ الْمُجَاهَرَةِ أَنْ يَعْمَلَ الرَّجُلُ بِاللَّيْلِ عَمَلًا ثُمَّ يُصْبِحَ وَقَدْ سَتَرَهُ اللَّهُ عَلَيْهِ فَيَقُولَ يَا فُلَانُ عَمِلْتُ الْبَارِحَةَ كَذَا وَكَذَا وَقَدْ بَاتَ يَسْتُرُهُ رَبُّهُ وَيُصْبِحُ يَكْشِفُ سِتْرَ اللَّهِ عَنْهُ*  (رواه  البخاري)

*Artinya:*
Abu Hurairah (w. 59 H) berkata; saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: *"Setiap umatku dimaafkan (dosanya) kecuali orang-orang menampak-nampakkannya dan sesungguhnya diantara menampak-nampakkan (dosa) adalah seorang hamba yang melakukan amalan di waktu malam sementara Allah telah menutupinya kemudian di waktu pagi dia berkata:* *'Wahai fulan semalam aku telah melakukan ini dan itu, ' padahal pada malam harinya (dosanya) telah ditutupi oleh Rabbnya. Ia pun bermalam dalam keadaan (dosanya) telah ditutupi oleh Rabbnya dan di pagi harinya ia menyingkap apa yang telah ditutupi oleh Allah'."* HR. Bukhari (w.256 H)

*Istifadah*
Manusia adalah tempat salah dan lupa. Sangat wajar jika manusia melakukan kesalahan atau dosa, karena ada sisi nafsu/syahwat dalam dirinya di samping fitrah kebaikan. Namun, cara menyikapi kesalahan ini lah yang menjadi pembeda antara satu manusia dengan yang lain. Manusia yang sadar akan menyikapi kesalahan dengan penyesalan dan i'tikad untuk tidak melakukannya lagi.

Manusia pasti berbuat salah, namun Allah Maha Pengampun. Kesalahan seorang Muslim pasti akan diampuni-Nya. Namun, ditegaskan dalam hadis ini bahwa hal tersebut berlaku selama dosa itu tidak dilakukan secara terang-terangan.

Termasuk ke dalam kateogri melakukan dosa secara terang-terangan yaitu dosa yang dilakukan sembunyi-sembunyi namun diceritakan kepada orang lain. Maka, hendaknya jika kita melakukan sebuah dosa, cukuplah disesali sendiri, bertaubat, dan tak usah diceritakan kepada orang lain.

Mari kita tutupi dosa-dosa kita, menyesalinya, bertaubat dan beri'tikad untuk tidak mengulanginya lagi. Semoga dosa-dosa kita selama ini diampuni oleh Allah SWT.
_Aamiin_

*[Lembaga Kajian & Riset Rasionalika Darus-Sunnah]*

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ngaji Ilmu Hadis

Rumus Penyusun Kitab Hadis Dalam Menentukan Nama Perawi Terakhir